Pagi-pagi
saya sudah siap untuk bersepeda, teman-teman yang lain sudah menunggu saya di
halte tempat biasa kami bertemu. Saya segera menyiapkan sepeda dan segera
menuju ke halte tempat mereka menunggu. Sesampainya saya di halte, ternyata
masih ada seorang lagi yang belum datang yaitu joni. Tidak
lama menunggu akhirnya joni pun datang. Setelah semua lengkap, kami segera goes
menuju ke suatu perumahan yang biasa kami kunjungi untuk mengitari jalan perumahan
tersebut. Setelah terasa lelah kami berhenti sejenak untuk istirahat dan minum.
Kami segera menuju ke suatu danau yang berada di ujung perumahan tersebut.
Danau
buatan ini lumayan luas dan ada beberapa warung kopi tempat biasa pesepeda
beristarahat sambil ngobrol bertukar pikiran. Kami memilih warung kopi pak Amat
yang biasa kami kunjungi, di warung kopi pak Amat tersedia menu makanan bubur
kacang hijau, mie rebus, kue pancong dan lain-lain. Sedangkan menu minumannya
yaitu segala macam merek kopi dan minuman kemasan yang bervariasi di dalam
lemari pendingin. Kami
yang kehausan segera menyerbu lemari pendingin dan memilih minuman segar, namun
sebagian lebih memilih kopi ataupun teh hangat. Mengobrol dan canda gurau kami
pun pecah di warung kpi pak Mamat, biasanya kami berbincang tetang sepedda
masing-masing, pekerjaan, sampai membicarakan negeri ini.
Tidak terasa hampir
satu jam kami berada di warung kopi pak Mamat. Sebelum pulang, biasanya saya
menyempatkan diri untuk berpisah dari mereka dan saya menuju tepi danau untuk
menikmati sejuknya udara pagi ditepi danau tersebut. Tidak lama dari itu kami
melanjutkan perjalanan mengitari perumahan tersebut dan akhirnya memasuki jalur
perkampungan. Dijalur perkampungan ini jalan berubah drastis, yang sebelumnya
jalan aspal mulus, sekarang berubah menjadi tanah yang bergelombang dan
walaupun ada aspal itupun sudah hancur sana-sini. Akhirnya kami pun satu demi
persatu berpisah ditengah perjalanan menuju rumah masing-masing.
By : Imam Syafi'i
By : Imam Syafi'i